Televisi Pendidikan
Jumat, 13 April 2012
Televisi Pendidikan
Televisi Pendidikan adalah medium yang sangat bagus untuk membagi
informasi dan bahan pendidikan kepada masyarakat secara luas. Teknologi terbaru
termasuk komputer dan Internet sudah menjadi pilihan utama untuk teknologi
pendidikan, dan ada beberapa orang yang kira televisi adalah teknologi lama.
Tetapi, potensi Televisi Pendidikan untuk membawa pendidikan ke semua
masyarakat di mana mereka duduk, belum begitu tercapai.
Di website ini kami menyediakan
venue untuk pendidik-pendidik di lapangan supaya mereka dapat membahas hal-hal
terkait dengan televisi pendidikan, memasang sumber-sumber bahan pendidikan
pribadi atau link-link ke situs mereka, dan video-clip yang pendek mengenai
praktek pengajaran untuk membantu guru-guru lain di lapangan.
Kami berharap partisipasi dari
pendidik-pendidik dari semua negara untuk memajang idea-idea dan hasil
praktek-praktek baru di sini.
TELEVISI
SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN
Di ranah Indonesia, sejarah
pertelevisian pertama kali dimulai saat Pemerintah memutuskan untuk memasukkan
proyek media massa televisi ke dalam proyek Asian Games, yang sebelumnya telah
dilakukan penelitian yang mendalam tentang manfaat dan fungsi dari televisi.
Berdasarkan surat keputusan Menteri Penerangan No 20/E/M/1961, dibentuklah
Panitia Persiapam Pembangunan Televisi di Indonesia, kemudian berdasarkan surat
keputusan Presiden No 215/ 1963, didirikanlah Yayasan Televisi Republik Indonesia,
yang berlaku sejak tanggal 20 Oktober 1963.
Dengan kondisi yang terbatas
lahirlah televisi siaran pertama di Indonesia. Walaupun pada awalnya hanya
mempunyai jangkauan siar yang terbatas serta jumlah pesawat
penerima yang terbatas pula. Meskipun agak lamban, perkembangan terus berjalan seiring dengan terus berputarnya roda waktu yang silih berganti, sekarang hampir
semua daerah tingkat I dan II telah mempunyai stasiun TVRI dan bahkan ada stasiun produksi keliling.
Menurut Darwanto dalam buku ini, salah satu alasaan kenapa televisi bisa dijadikan sebagai pendidikan adalah karena televisi mempunyai karakteristik tersendiri yang tidak bisa dimiliki oleh media massa lainnya. Karakteristik audio visual yang lebih dirasakan perannya dalam mempengaruhi khalayak, sehingga dapat dimanfaatkan oleh negara dalam menyukseskan pembangunan negara dalam bidang pendidikan melalui program televisi sebagai sarana pendukung Semula dinilai bahwa televisi siaran kurang bermanfaat dalam dunia pendidikan, hal ini mengingat biaya operasionalnya yang cukup mahal, tetapi kemudian muncul pendapat yang berlawanan, yang menyatakan bahwa televisi sebagai media massa sangat bermanfaat dalam memajukan pendidikan suatu bangsa. Dari pendapat itu dalam perkembangannya membuktikan bahwa dengan sifat audio visual yang dimiliki oleh televisi, menjadikan televisi sangat pragmatis, sehingga mudah mempengaruhi penonton dalam hal sikap, tingkah laku dan pola pikirnya, maka tidak pantaslah kalau dalam waktu relatif singkat televisi telah menempati jajaran teratas dari jajaran media massa.
penerima yang terbatas pula. Meskipun agak lamban, perkembangan terus berjalan seiring dengan terus berputarnya roda waktu yang silih berganti, sekarang hampir
semua daerah tingkat I dan II telah mempunyai stasiun TVRI dan bahkan ada stasiun produksi keliling.
Menurut Darwanto dalam buku ini, salah satu alasaan kenapa televisi bisa dijadikan sebagai pendidikan adalah karena televisi mempunyai karakteristik tersendiri yang tidak bisa dimiliki oleh media massa lainnya. Karakteristik audio visual yang lebih dirasakan perannya dalam mempengaruhi khalayak, sehingga dapat dimanfaatkan oleh negara dalam menyukseskan pembangunan negara dalam bidang pendidikan melalui program televisi sebagai sarana pendukung Semula dinilai bahwa televisi siaran kurang bermanfaat dalam dunia pendidikan, hal ini mengingat biaya operasionalnya yang cukup mahal, tetapi kemudian muncul pendapat yang berlawanan, yang menyatakan bahwa televisi sebagai media massa sangat bermanfaat dalam memajukan pendidikan suatu bangsa. Dari pendapat itu dalam perkembangannya membuktikan bahwa dengan sifat audio visual yang dimiliki oleh televisi, menjadikan televisi sangat pragmatis, sehingga mudah mempengaruhi penonton dalam hal sikap, tingkah laku dan pola pikirnya, maka tidak pantaslah kalau dalam waktu relatif singkat televisi telah menempati jajaran teratas dari jajaran media massa.
Menurut Dr , televisi dengan
gambar audio visualnya sangat membantu dalam mengembangkan daya kreasi kita,
hal ini seperti diungkapkan oleh bahwa dalam pikiran kita ada semacam ilustrasi
gambar dan gambar-gambar ini merupakan suatu yang penting dalam hubungannya
dengan proses belajar, terutama sekali yang berkenaan dengan orang, tempat dan
situasi yang tidak setiap orang pernah ketemu mengunjungi atau telah mempunyai
pengalaman.
Bahasa Audio Visual
Bahasa Audio Visual
Dari sedikit pendapat Lyle serta
Lippman di atas, jelas sekali televisi bisa memberikan apresiasi kepada
khalayak penonton. Sebagai media audio-visual penyajian acaranya lebih
menekankan kepada bahasa audio visual, meskipun tidak menutup kemungkinan mengabaikan
masalah yang bersifat auditif, walaupun yang bersifat auditif hanya sebagai
kelengkapan penjelasan bagi hal-hal yang belum atau tidak tampak pada gambar.Hal
itu menyebabkan apabila seseorang melihat susunan gambar di layar televisi,
merasakan ada nuansa yang baru, audio visual dapat memberikan
pengalaman-pengalam an yang baru sesuai dengan pengalaman yang telah dimiliki
sebelumnya, atau dapat memberikan pengalaman semu atau Simulated Experience. Walaupun
begitu, segala sesuatu pasti mempunyai titik lemah dan sisi negatifnya. Menurut
peresensi begitu pula yang terjadi pada televisi. Telvisi tak jarang membuat
orang melakukan tindakan yang abnormal yang asusila seperti yang menimpa anak
SD kemarin karena gara-gara menyaksikan tayangan Smackdown yang ditayangkan
oleh salah satu stasiun swasta negeri seribu banjir ini. Kelemahan lain dari
media massa televisi adalah sifat komunikasinya yang hanya satu arah, sehingga
khalayak penonton menjadi pasif, artinya penonton tak bisa memberikan
tanggapan-tanggapan secara langsung. Karena itu tak mengherankan kalau ada
beberapa pendapat yang mengatakan, televisi sebagai media massa yang mendorong
orang untuk bermalas-malasan. Bahkan cenderung berpengaruh negatif terhadap tingkah
laku dan sikap seseorang.
Sebagai penulis buku yang berjudul Televisi sebagai Media Pendidikan ini, Darwanto, cukup berhasil mengetengahkan hasil penelitiannya yang walaupun sudah agak lama, tapi tetap bisa untuk bisa diikuti oleh pembaca yang lebih umum lagi luas, yang asalnya hanya bisa diakses oleh rekan-rekannya sesama akademis di salah satu unversitas negeri ini
Sebagai penulis buku yang berjudul Televisi sebagai Media Pendidikan ini, Darwanto, cukup berhasil mengetengahkan hasil penelitiannya yang walaupun sudah agak lama, tapi tetap bisa untuk bisa diikuti oleh pembaca yang lebih umum lagi luas, yang asalnya hanya bisa diakses oleh rekan-rekannya sesama akademis di salah satu unversitas negeri ini
Diposting oleh Unknown di 06.43 0 komentar
MEDIA AUDIO RADIO
RADIO,
Alternatif Penyebarluasan Informasi
PNF
Salah satu media massa yang cukup
populer dan menyentuh segala lapisan masyarakat mulai dari tingkat bawah,
menengah sampai ke atas adalah media Radio. Radio merupakan media massa yang
jumlahnya paling banyak di dunia dan memiliki jangkauan paling luas. Saat ini,
terdapat 35.000 stasiun radio di seluruh dunia. Di Indonesia, pemancar radio
dapat ditemukan dimanapun, baik di kota-kota besar maupun di pelosok-pelosok
desa.
Fungsi radio saat ini tidak hanya
sebatas media hiburan saja, tetapi sudah berkembang sedemikian pesatnya. Salah
satu fungsi radio yang menarik berbagai segmen umur adalah radio sebagai media
penyampai berita. Berbagai berita aktual yang terjadi di dalam negeri maupun
luar negeri dapat dengan cepat diketahui oleh masyarakat melalui media radio.
Untuk itulah, maka radio sebagai salah satu alternatif media massa patut
menjadi pilihan bagi penyebarluasan informasi pendidikan non formal (PNF).
Pendidikan Non Formal memegang peranan yang strategis dalam Sistem Pendidikan
Nasional, hal tersebut jelas tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003.
Pendidikan Non formal memiliki kelebihan dibandingkan dengan pendidikan
formal yaitu adanya keluwesan tempat, sasaran, waktu, program dll.
Kenyataan menunjukkan bahwa pendidikan non formal kurang mendapat perhatian
dari pemerintah daerah dan masyarakat pada umumnya. Hal tersebut salah satunya
disebabkan kurangnya sosialisasi program pendidikan non formal. Oleh karena itu
diperlukan upaya sosialisasi dan promosi yang lebih intensif dengan menggunakan
berbagai media massa yang tersedia.
107,6 FM,
radio PNF
Komunitas pendidikan non formal di lingkungan Balai Pengembangan Pendidikan
Luar Sekolah dan Pemuda (BPPLSP) Regional I, khususnya komunitas PNF di kota
Medan patut bersyukur dan berbangga hati. Hal tersebut disebabkan bahwa secara
resmi sejak awal tahun 2006 BPPLSP regional I telah memiliki stasiun
radio komunitas. Radio komunitas tersebut diberi nama â€Radio PNF†yang dipancarkan dari jalan kenanga raya nomor 64 tanjung sari
Medan, pada gelombang 107,6 FM.
Radio tersebut mulai dirintis pada bulan juli 2005 dengan memanfaatkan program
pengembangan model tahun anggaran 2005 pada BPPLSP regional I. Dengan dukungan
penuh dari unsur pimpinan dan seluruh komunitas insan PNF di BPPLSP regional I
sejak oktober 2005 radio PNF mulai aktif melakukan siaran percobaan. Perlu
diketahui bahwa dalam porses pendiriannya radio PNF telah banyak mengalami
tantangan baik tentang teknis maupun non teknis. Dari pengamatan langsung ke
studio pemancar radio PNF terlihat ruang studio yang tergolong
sederhana dengan fasilitas yang seadanya. Namun terlihat juga kru penyiaran
radio PNF bekerja dengan semangat penuh motivasi, walaupun terkesan masih
belum cukup profesional.
Dengan adanya radio PNF diharapkan
BPPLSP regional I dengan program-program nya semakin dikenal oleh masyarakat
khususnya di kota Medan. Hal yang lebih utama adalah radio PNF dapat menjadi
media komunikasi interaksi antara lembaga PNF dengan masyarakt luas, dan
proses pembelajaran masyarakat tentang program-program pendidikan non formal
mulai berjalan melalui radio PNF.
Dalam debut awal penyiaran
radio PNF sampai saat ini, sambutan masyarakat terhadap siaran pendidikan non
formal cukup baik. Segmen utama yang menjadi siaran radio PNF adalah siaran
PADU (Pendidikan Anak Usia Dini), siaran program Kesetaraan, dan siaran
pendidikan masyarakat lainnya. Segmen tersebut dikemas dalam bentuk
inhformasi/berita, dialog, tips dan digabung dengan hiburan berupa lagu-lagu
yang disesuaikan dengan selera pangsa pendengar. Sambutan masyarakat yang
positif ditandai dengan tingginya interaksi pendengar melalui line komunikasi
sms/pesan singkat yang disediakan penyiar.
Seksi informasi BPPLSP regional I
sebagai leading sector yang menangani radio PNF memberikan perhatian penuh
terhadap perkembangan siaran radio PNF. Untuk keberlang sungan program siaran
radio PNF, seksi informasi telah menyusun rencana kerja tahun 2007 dengan memasukkan
radio PNF sebagai salah satu poin yang mendapat perhatian serius.
Harapan Baru
Adanya radio pendidikan non formal
(PNF) merupakan perkembangan baru yang memberi nuansa positif dalam penyebar
luasan informasi pendidikan. Meningkatnya pemahaman masyarakat tentang
program pendidikan non formal akan meningkatkan kemauan masyarakat untuk
terlibat dalam mensukseskan program program pendidikan non formal yang
dicanangkan pemerintah. Secara sederhana dapat kita sadari bahwa program siaran
pendidikan dari radio PNF akan memberi pembelajaran kepada masyarakat
pendengar yang akhirnya akan meningkatkan wawasan dan pengetahuan
masyarakat. Kedepan radio PNF dapat lebih mengembangkan visi misinya
dalam memajukan pendidikan. Hal tersebut dilakukan dengan meningkatkan layanan
siaran pendidikan yang efektif berdasarkan analisa riset yang dapat dilakukan
langsung terhadap segmen pendengar. Riset terhadap pendengar mutlak harus
dilakukan untuk memperoleh data secara keseluruhan tentang kebermanfaatan
program siaran dan hal-hal lainnya. Rist juga menjadi sumber masukan tentan
hal-hal yang perlu dalam pengembangan program yang dinamis sesuai dengan
kebutuhan masyarakat akan pendidikan dan sesuai dengan misi radio PNF untuk
mensukseskan progran pendidikan non formal. Ahirnya selamat mengudara radio
PNF, sekali layar terkembang surut kita berpantang ! semoga sukses.
IDENTITAS PROGAM
TOPIK
|
HIV AIDS
|
Sasaran
|
Siswa SMA
kelas X
|
Durasi
|
25 menit
|
Fomat
|
Percakapan
|
Tujuan
|
Mengetahui pengertian HIV AIDS, penyebab HIV AIDS,
pencegahan dan pengerbonan.
|
Pelaku
|
1.Kak Susan
2.Fani
|
Sinopsis
|
Kesehatan
adalah salah satu pemberian yang termahal dari tuhan Y.M.E. yang patut kita
syukuri dengan raga yang sehat maka
kita akan bisa berbuat apapun yang kita inginkan tanpa ada hambatan apapun. HIV AIDS adalah virus
yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia. ini adalah retrovirus,
yang berarti virus yang mengunakan sel tubuhnya sendiri untuk memproduksi kembali
dirinya.
|
Treatment
|
Siang itu, ketika pulang kuliah, Fani
bergegas pergi ke rumah , seorang wanita yang sudah empat tahum mengidap HIV
AIDS. HIV AIDS adalah virus yang dapat
merusak sistem kekebalan tubuh manusia. ini adalah retrovirus, yang berarti
virus yang mengunakan sel tubuhnya sendiri untuk memproduksi kembali
dirinya.Fani mendapat tugas untuk menulusuri langsung kepada pasien yang
terkena HIV AIDS. Tanpa rasa takut dan bimbang, Fani dengan senang hati pergi
ke rumah Susan yang saat itu ada dirumahnya yang tidak jauh dari rumah
Fani.Susan tinggal di rumah yang sudah di tetapkan pemerintah untuk para
penderita HIV AIDS denagn kontrolan dari Dokter-dokter. Fani dan suami
mederita HIV AIDS karena waktu nitu, Fani mnerima donor darah dari orang yang
terkena HIV AIDS. Anak pertama Fani meninggal dunia karena Fani tidak yerlalu
memperhatikan saran dari dokter. Tetapi, anak kedau Fani lahir dengan sehat,
karena Fani mengikuti saran-sarn Dokter.
|
NO
|
MUSIK
|
IN-UP-DOWN-UNDER
|
01
|
ANNC
|
Anda
Sedang mendengarkan siaran Radio
Pendidikan Universitas Negri Padang.
Sebentar lagi anda akan dengarkan Diskusi HIV/AIDS. Selamat mendengarkan.
|
02
|
MUSIK
|
UP-DOWN-UNDER
|
03
|
MODERATOR
|
Selamat siang dan salam sejahtera kepada para pendengar sekalian.
Selamat berjumpa lagi dengan kami, dalam kesempatan ini kami akan hadirkan
percakapan tentang Ilmu Alam, yaitu penderita penyakit HIV AIDS
|
04
|
MUSIK
|
UP-DOWN-UNDER
|
05
|
MODERATOR
|
Setelah mengikuti siaran ini diharapkan siswa dapat mengetahui
apa penyebab HIV AIDS, bagaimana cara terhindar dari penyakit tersebut, dan
apa solusi bagi yang sudah terjangkit HIV AIDS
|
06
|
FD
|
LANGKAH
KAKI MENDEKATI PINTU
|
07
|
Fani
|
Assalamu’alaikum.
|
08
|
Kak
Susan
|
Wa’alaikumsalam..
silahkan masuk.. eh, ada Fani, silahkan duduk Fani.
|
09
|
Fani
|
Iya,
terima kasih Kak
|
10
|
Kak
Susan
|
Fani
gimana kabarnya? Mama papa gimana? Sehat?
|
11
|
Fani
|
Alhamdulillah
sehat, kak. Kakak bagaimana?
|
12
|
Kak
Susan
|
Kakak
boleh dibilang sehat, karena Alhamdulillah sampai sekarang masih bisa
bertahan hidup, walaupun kakak teserang virus HIV AIDS selama empat tahun
ini.
|
13
|
Fani
|
Maaf
ya kak, Fani kan dapat tugas untuk menulusuri langsung kepada pasien yang
terkena virus HIV AIDS yang masih bisa bertahan sampai sekarang ini,
Alhamdulillah Kakak masih bisa bertahan sampai sekarang. Fani sangat kagum
dengan semangat kakak yang pantang menyerah akan sesuatu masalah yang menimpa
kakak. Bisa kan, kaka ceritakan bagaimana dulu kakak bisa terkena AIDS?
|
14
|
Kak
Susan
|
Ceritanya
begini Fan, waktu itu kakak kecelakaan dan di bawa kerumah sakit. Ternyata
kecelakaan itu menyebabkab kakak membutuhkan banyak darah, sehingga kakak
memerlukan pendonor darah, kebetulah golongan darah kakak AB sehingga bisa
menerima golongan darah jenis apa saja.
|
15
|
Fani
|
O.
begitu ya kak. Terus gimana lagi kak?
|
16
|
Kak
Susan
|
Terus,
rumah sakit sudah mendapatkan donor darah yang bergolongan O.
|
17
|
|
Akhirnya,
kakak pun cepat terselamatkan. Seminggu kemudian kakak keluar dari rumah
sakit, karena Dokter sudah mengizinkan kakak untuk pulang.
|
18
|
Fani
|
Setelah
itu apa yang terjadi kak?
|
19
|
Kak
Susan
|
Tapi,
Dokter menyarankan kakak untuk kontrol ke rumah sakit dua hari kemudian.
Kakak
pun datang kerumah sakit, kemudian kakak cek darah sama air kencing. Ternyata
hasilnya akan keluar besok.
|
20
|
Fani
|
Kenapa
hasil tesnya nggak keluar langsung kak?
|
21
|
Kak
Susan
|
Karena
kata Dokter banyak tahap-tahap yang harus di lalui, makanya selesainya agak
lama. Agar lebih pasti hasilnya.
|
22
|
Fani
|
O…
iya ka, Fani mau tanya, maksud Dokternya melakukan tes itu, apakah Dokter
sudah tahu kalau kakak terkena HIV AIDS?
|
23
|
Kak
Susan
|
Bukan
Fan, Dokter ingin mengetahui kesehatan kakak sudah betul-betul pulih apa
belumnya aja, karena Dokter menemukan sedikit keganjalan dalam tubuh kakak,
dan kakak pun merasakan hal yang sama.
|
24
|
Fani
|
Begitu
ya kak. Terus bagaimana lagi kak?
|
25
|
Kak
Susan
|
Keesokan
harinya, kak mendapat telepon dari Dokter, dan kakak disuruh untuk segera
dating kerumah sakit untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Dan akhirnya..
|
26
|
IN
|
Susan
yang tadinya beemangat berubah menjadi sedih
|
27
|
Fani
|
Maaf
ya kak, Fani udah buat kakak jadi sedih.
|
28
|
OFF
MIKE
|
Fani
diam karena merasa bersalah.
|
29
|
Kak
Susan
|
Nggak
apa-apa kok Fan, kakak terusin aja cerit kakak ya Fan
Dokter
pun mengatakan bahwa kakak telah terkena virus HIV AIDS. Kakak pun membanatah,
kenapa bisa saya terkena Dok? Padahal saya tidak pernah melakukan hal yang
terkutuk itu, saya menjalani hidup ini denagn baik-bauk saja Dok. Dokter
bialng, memeng bukan karena kakak malakukan perbuatan seperti seks bebas atau
pun pengguna narkotika, tetapi, karena donor darah yang kaka terima sewaktu
kecelakaan kemaren adalah darah orang tany terkena virus HIV AIDS.
|
30
|
Fani
|
Terus
bagaimana reaksi kakak? Apakah kakak menyalahkan pihak dari orang yang
mendonorkan darah atau pihak rumah sakit?
|
31
|
OFF
MIKE
|
Susan
terdiam.
|
32
|
Kak
Susan
|
Nggak
ada gunanya menyalahkan siapa-siapa, karena nasi telah menjadi bubur.
|
33
|
Fani
|
Apa
tindak lanjut dari dokter untuk kakak? Dan apa apa saja saran dokter kak?
|
34
|
Kak
Susan
|
Dokter
menyarankan, kakak mesti menjaga makanan yang kakak makan, dan akak juga
disarankan unutk sering control kesehatan. Suami kakak juga terkena, anak
pertama sudah meninggal karena seorang wanita yang mengidap HIV(+) dapat
menularkan HIV kepada bayinya selama masa kehamilan, persalinan dan masa
menyusui. Ketika hamil kedua, dokter menunjikkan cara-cara bagaimana agar si
bayi tidak mengidap HIV walaupun kedua orang tua mengidap HIV
|
35
|
Fani
|
Ya
ampun.. Fani turut berduka cita atas meninggalnya anak kakak yang pertama.
Terus bagaimana dengan ank kaka yang kedua kak? Apa gak ada obatnya, kak?
Terus, bagaimana tindak lanjut kaka untuk kehamilan kaka yang kedua?
|
36
|
Kak
Susan
|
Ketika
hamil kedua, dokter menunjukkan cara-cara bagaimana agar si bayi tidak
mengidap HIV walaupun kedua orang tua mengidap HIV
|
37
|
Rani
|
Maaf
ya kak, bukannya Fani menambah sedih kakak. Kan kakak sama suami kakak
terkena HIV AIDS, apa mungkin anak kakak nggak terkena HIV? Kan dari darah
yang sama.
|
38
|
Kak
Susan
|
Sebelumnya
kakak juga berfikiran seperti itu, tapi kakak terus ikuti saran dokter dan
dokter meberikan dua pilihan untuk mengurangi penularan HIV AIDS dari ibu ke
anak.
|
39
|
Fani
|
Begitu
ya kak, terus kak?
|
40
|
Kak
Susan
|
Kata
dokter, ada dua pilihan pengobatan tersedia untuk mengurangi penularan HIV/AIDS
dari ibu ke anak. Obat–obatan tersebut adalah:
1.
Ziduvidine (AZT) dapat diberikan sebagai suatu rangkaian panjang dari 14–28
minggu selama masa
kehamilan.
Studi menunjukkan bahwa hal ini menurunkan angka penularan mendekati 67%.
Suatu
rangkaian
pendek dimulai pada kehamilan terlambat sekitar 36 minggu menjadi 50%
penurunan.
Suatu
rangkaian pendek dimulai pada masa persalinan sekitas 38%. Beberapa studi
telah menyelidiki
pengunaan
dari Ziduvidine (AZT) dalam kombinasi dengan Lamivudine (3TC)
|
41
|
Fani
|
Berarti
kakak sudah melakukan semuanya ya kak,
|
42
|
Kak
Susan
|
Iya
Fan, karena itulah caranya agar anak kaka gak terkena HIV.
|
43
|
Fani
|
Fani
kagum sekali sama kakak, kaka dan suami kaka benar-benar tabah dan sabar.
Mungkin karena kasabaran,ketabahan, dan usaha kuat kakak dan suami kakak lah
Tuhan memberikan memberikan kesempatan agar kakak mempunyai anak yang sehat
dan terhindar dari HIV AIDS.
Oh
ya kak, bagaimana cara selanjunya?
|
44
|
Kak
Susan
|
Iya
terima kasih ya fan. Cara yang kedua Nevirapine: diberikan dalam dosis
tunggal kepada ibu dalam masa persalinan dan satu dosis tunggal kepada bayi
pada sekitar 2–3 hari. Diperkirakan bahwa dosis tersebut dapat menurunkan
penularan HIV sekitar 47%. Nevirapine hanya digunakan pada ibu dengan membawa
satu tablet kerumah ketika masa persalinan tiba, sementara bayi tersebut
harus diberikan satu dosis dalam 3 hari.
|
45
|
Fani
|
Semangat
terus ya kak, mudah mudahan virusnya negative di tubuh kakak dan suami kakak.
O iya kak, bagimana kondisi kakak yang baru-baru ini? Kelihatannya, kakak
lebih fresh.
|
46
|
Kak
Susan
|
Iya
Fan Alhamdulillah, virusnya sudah hamper negative di tubuh kakak begitu juga
suami kakak.
|
47
|
Fani
|
Alhamdulillah,Fani
ikutan senang kak, semoga kakak dan suami bisa pulih seperti sebelum terkena
sakit ini, amin.
Terima
kasih atas penjelasan kakak semuanya ya, dan Fani minta maaf kalu tadi sudan
buat kakak sedih.
|
48
|
Kak
Susan
|
Nggak
apa-apa kok Fan,kakak malahan juga senagn kamu udah datang ke rumah kakak,
padahal sebagian orang takut untuk dekat-dekat dengan kakak.
|
49
|
Fani
|
Kenapa
mesti takut, kak? Mungkin saja orang-oarng bitun belum tahu saja bagaimana
cara penularannya, makanya mereka begitu kak. Tapi kakak jangan putus asa
Cuma karena orang-orang yang gak tahu bagaimana kakak sebenarnya.
|
50
|
Kak
Susan
|
Terima
kasih atas dukungan dari kamu ya Fan.
|
51
|
Fani
|
Sama-sam
ya kak. Kalau begitu, Rani pulang dulu ya kak, maaf udah ganggu waktu kakak,
Assalamu’alaikum.
|
52
|
Kak
Susan
|
Wa’alaikum
salam.
|
53
|
MUSIK
|
UP-DOWN-OUT
|
54
|
MODERATOR
|
Demikianlah
para pendengar sekalian, kesehatan sangatlah berharga dalam hidup kita ini.
Semoga apa saja yang baru saja kami sajikan ini dapat kita petik manfaatnya.
Sampai jumpa di lain kesempatan….!!!!
|
Diposting oleh Unknown di 06.36 1 komentar
Langganan:
Postingan (Atom)